Rabu, 20 Agustus 2008

cinta




Seperti apa manusia memaknai cinta? Maniskah? Pahitkah? Apakah indah? Atau buruk?
Cinta berarti pengorbanan, tanpa pengorbanan suatu hal belum dikatakan cinta. Manusia yang dilanda cinta sanggup melakukan apa saja demi orang-orang yang di cinta. Maka pemujaan cinta yang seperti dapat tampil dalam wujud terkelamnya.
Adalah film Don’t Tell No One (sebuah thriller dari Perancis) yang berkisah tentang Alexander Beck suami Margot yang mulai menyelediki kematian istri tercintanya delapan tahun silam setelah menerima email dari seorang yang tak dikenal. Perlahan-lahan penyelidikan Alex menguak rahasia-rahasia kelam yang menyangkut istri, ayah mertua, senator Neuville, dan ayahnya yang sudah meninggal.
Saat segala tabir mulai terangkat, semuanya ternyata berawal dari kematian Phillipe Neuville anak dari sang senator oleh Margot. Ayah yang baik, atas nama cinta, pasti berusaha untuk melindungi anak terkasih mereka tak peduli apapun caranya. Sang senator menuntut balas akan kematian anaknya dengan mengirimkan para pembunuh bayaran. Sedang Justin, ayah Margot, berusaha menyelematkan anaknya dengan menciptakan skenario yang akan mengejutkan Alex.
Semua tindakan yang dilakukan berdasarkan cinta. Cinta yang tulus ayah kepada putra-putri mereka. apapun akan dilakukan meski nyawa orang lain balasannya. Pun cinta selalu memerlukan pengorbanan. Apakah itu yang dinamakan cinta sejati yang abadi?
Konsep tentang cinta yang abadi tidak berlaku untuk film 5*2. Di film ini, cinta di umpamakan bagai mahluk hidup yang rentan dan penuh lubang disana-sini. Cinta itu begitu manis pada awalnya seperti awal dari sebuah kehidupan, namun jika tidak dipelihara cinta akan di gerogoti oleh ulat-ulat dusta dan ketidak percayaan. Cinta mungkin masih akan tetap tinggal, hanya saja dalam bentuk yang berbeda: rasio, dan pertengkaran.
Akhirnya pasangan Gilbert dan Marrion harus bercerai setelah mengalami perjalanan panjang dalam kisah cinta mereka. kekuatan dari film ini adalah plot flashback dengan musik-musik yang indah.
Ada hal yang menarik di awal film ini. Setelah bercerai, mereka mencoba untuk bercinta. Yang terjadi adalah sebuah pemerkosaan dimana Marrion bukan saja tidak menikmati bahkan membenci sex mereka. Ada pepatah, saat wanita jatuh cinta dia akan memberikan segala-galanya padamu. Mungkin itulah yang terjadi, saat tumbuhan cinta layu penuh lubang, pasangan akan menjelma menjadi mimpi buruk. Masih adakah cinta yang abadi?

Woody Allen





Well, ini dia sang maestro pengejek kehidupan. Seringkali waktu atau nasib mengejek bahkan mempermainkan manusia. Manusia tak lagi menjadi seorang pengendali waktu dan nasib. Merekalah yang habis-habisan mengejek manusia. Kadang mereka sering berlaku tak adil. Mereka memilih mendekap untuk mendekap si jahat ambisius, menyelamatkannya dari mara bahaya. Mungkin semacam hadiah dari keambiusannya.
Kata orang harta, tahta, dan wanita adalah kelemahan terbesar seorang pria, begitu pun kisah Tom Hewett, juga pasangan kakak beradik Ian dan Terry. Mereka semua adalah orang-orang muda yang tampan dan ambisius. Tom berhasil mencapai kesuksesannya dengan memanfaatkan setiap peluang yang berada dihadapannya, termasuk dengan memacari dan menikahi Chloe putri seorang kaya. Apa lacur! Tom ternyata menginginkan sosok wanita lain untuk memenuhi hasrat terliarnya. Sedangkan Ian dan Terry adalah dua saudara yang sedang membutuhkan uang. Mereka memutuskan untuk menerima pekerjaan dari pamannya yaitu membunuh.
Ketika semua rencana tampak berjalan mulus dan lancar, nasib mulai bertingkah untuk mempermainkan hidup manusia. Tanpa dinyana-nyana kekasih Tom, Nola Rice hamil dan Terry tak kuat menahan rasa bersalah setelah melakukan pembunuhan. Maka, rencana-rencana baru harus dibuat agar segalanya tetap berjalan lancar.
Namun, secermat-cermat manusia menyusun rencana, nasib jua lah yang akhirnya mengetuk palu terakhir. Pada point inilah kejeniusan Woody Allen terasa kental. Melalui karyanya, dia mampu mengaduk-aduk semua kemungkinan yang dapat terjadi dalam hidup dan juga dalam kepala audience, yang menjadi tidak adil apabila saya ceritakan disini.
Manusia tidak akan pernah tahu kapan nasib akan berada di sisi mereka atau kapan nasib akan mengejek dan mengerjai mereka habis-habisan dan manusia sesungguhnya tidak mempunyai kekuatan—dilihat dari sebuah sudut pandang—untuk mengontrol nasib. Mungkin itulah yang coba ditampilkan Woody Allen dalam dua filmnya (Match Point dan Cassandra’s Dream) yang terasa sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari karena sebuah film dapat adalah cermin dari kehidupan nyata. Well! That’s life.
Sebagai catatan nama Cassandra judul film dan nama perahu Cassandra’s Dream mengacu pada nama seorang peramal dalam mitologi Yunani (maybe) yang memprediksikan mimpi-mimpi buruk. Menarik bukan?

THE JOKER



Perkenalkan seniman dan maestro dari Gotham City. Bukan Bruce Wayne atau Batman, melainkan sang Joker. Memang sedikit susah untuk menilai karakter sang Joker ini karena batasan yang diciptakan antara jenius dan psyco sangat lah tipis. Joker tidak ditampilkan sebagai seorang pembantai sadis yang gila harta dan kekuasaan. Joker adalah seorang karakter yang jenius yang merencanakan segala macam rencananya dengan benar-benar matang. Seolah kejeniusannya tak pernah habis, saat sebuah rencana gagal, sudah ada rencana lain yang tak kalah jenius untuk menggantikan rencana lainnya.
Bisa jadi Joker membaca Nietsche karena konsep yang dia anut adalah nihilisme. Joker tak butuh uang banyak. Joker hanya butuh tempat dan kawan “bermain”. Dia butuh Gotham untuk menjalankan rencana-rencananya seperti dia membutuhkan Batman. Batman menjadikannya penuh dan tanpa Batman dia tak akan pernah ada sebagai Joker. Pandangan hidupnya yang selalu ingin bermain tercermin dari kata-kata favoritnya; why so serious! Mungkin pandangan ini yang membuat Joker menjadi benar-benar jenius, menjadi benar-benar berbahaya. Pandangan ini menihilkan rasa takut, dosa, yang berarti juga siap melakukan apa aja dalam wujud yang paling ekstrem dan menganggap bahwa nasib atau fate harus benar-benar tunduk di bawah kakinya.
Sang maestro yang mungkin adalah guru besar kejahatan, dikaruniai otak yang sangat cerdas. Kejeniusannya yang paling berbahaya adalah kemampuannya untuk meneropong psikologi manusia dan membangkitkan bibit kejahatan yang dipunyai manusia. Kemampuannya yang ini mampu merongrong dan memberangus kemanusiaan manusia dan mengubahnya menjadi sisi kebinatangan. Bagi Joker manusia adalah binatang yang berjalan tegak yang nalurinya adalah saling membantai; homo homini lupus.
Joker yang seperti ini hanya bisa dilihat dalam film Dark Knight. Menurut saya, film ini adalah film Batman terbaik yang pernah dibuat. Mengapa? Karena film ini adalah film tentang pahlawan yang sekaligus mempertanyakan konsep kepahlawanan itu sendiri. Dalam film ini Batman diseret kepinggiran dan diposisikan sebagai villain bukan superhero, sama seperti Joker. Batman yang villain, yang dipotret dari sudut pandang yang lebih manusiawi.