Rabu, 20 Agustus 2008

Woody Allen





Well, ini dia sang maestro pengejek kehidupan. Seringkali waktu atau nasib mengejek bahkan mempermainkan manusia. Manusia tak lagi menjadi seorang pengendali waktu dan nasib. Merekalah yang habis-habisan mengejek manusia. Kadang mereka sering berlaku tak adil. Mereka memilih mendekap untuk mendekap si jahat ambisius, menyelamatkannya dari mara bahaya. Mungkin semacam hadiah dari keambiusannya.
Kata orang harta, tahta, dan wanita adalah kelemahan terbesar seorang pria, begitu pun kisah Tom Hewett, juga pasangan kakak beradik Ian dan Terry. Mereka semua adalah orang-orang muda yang tampan dan ambisius. Tom berhasil mencapai kesuksesannya dengan memanfaatkan setiap peluang yang berada dihadapannya, termasuk dengan memacari dan menikahi Chloe putri seorang kaya. Apa lacur! Tom ternyata menginginkan sosok wanita lain untuk memenuhi hasrat terliarnya. Sedangkan Ian dan Terry adalah dua saudara yang sedang membutuhkan uang. Mereka memutuskan untuk menerima pekerjaan dari pamannya yaitu membunuh.
Ketika semua rencana tampak berjalan mulus dan lancar, nasib mulai bertingkah untuk mempermainkan hidup manusia. Tanpa dinyana-nyana kekasih Tom, Nola Rice hamil dan Terry tak kuat menahan rasa bersalah setelah melakukan pembunuhan. Maka, rencana-rencana baru harus dibuat agar segalanya tetap berjalan lancar.
Namun, secermat-cermat manusia menyusun rencana, nasib jua lah yang akhirnya mengetuk palu terakhir. Pada point inilah kejeniusan Woody Allen terasa kental. Melalui karyanya, dia mampu mengaduk-aduk semua kemungkinan yang dapat terjadi dalam hidup dan juga dalam kepala audience, yang menjadi tidak adil apabila saya ceritakan disini.
Manusia tidak akan pernah tahu kapan nasib akan berada di sisi mereka atau kapan nasib akan mengejek dan mengerjai mereka habis-habisan dan manusia sesungguhnya tidak mempunyai kekuatan—dilihat dari sebuah sudut pandang—untuk mengontrol nasib. Mungkin itulah yang coba ditampilkan Woody Allen dalam dua filmnya (Match Point dan Cassandra’s Dream) yang terasa sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari karena sebuah film dapat adalah cermin dari kehidupan nyata. Well! That’s life.
Sebagai catatan nama Cassandra judul film dan nama perahu Cassandra’s Dream mengacu pada nama seorang peramal dalam mitologi Yunani (maybe) yang memprediksikan mimpi-mimpi buruk. Menarik bukan?

Tidak ada komentar: