Rabu, 20 Agustus 2008

THE JOKER



Perkenalkan seniman dan maestro dari Gotham City. Bukan Bruce Wayne atau Batman, melainkan sang Joker. Memang sedikit susah untuk menilai karakter sang Joker ini karena batasan yang diciptakan antara jenius dan psyco sangat lah tipis. Joker tidak ditampilkan sebagai seorang pembantai sadis yang gila harta dan kekuasaan. Joker adalah seorang karakter yang jenius yang merencanakan segala macam rencananya dengan benar-benar matang. Seolah kejeniusannya tak pernah habis, saat sebuah rencana gagal, sudah ada rencana lain yang tak kalah jenius untuk menggantikan rencana lainnya.
Bisa jadi Joker membaca Nietsche karena konsep yang dia anut adalah nihilisme. Joker tak butuh uang banyak. Joker hanya butuh tempat dan kawan “bermain”. Dia butuh Gotham untuk menjalankan rencana-rencananya seperti dia membutuhkan Batman. Batman menjadikannya penuh dan tanpa Batman dia tak akan pernah ada sebagai Joker. Pandangan hidupnya yang selalu ingin bermain tercermin dari kata-kata favoritnya; why so serious! Mungkin pandangan ini yang membuat Joker menjadi benar-benar jenius, menjadi benar-benar berbahaya. Pandangan ini menihilkan rasa takut, dosa, yang berarti juga siap melakukan apa aja dalam wujud yang paling ekstrem dan menganggap bahwa nasib atau fate harus benar-benar tunduk di bawah kakinya.
Sang maestro yang mungkin adalah guru besar kejahatan, dikaruniai otak yang sangat cerdas. Kejeniusannya yang paling berbahaya adalah kemampuannya untuk meneropong psikologi manusia dan membangkitkan bibit kejahatan yang dipunyai manusia. Kemampuannya yang ini mampu merongrong dan memberangus kemanusiaan manusia dan mengubahnya menjadi sisi kebinatangan. Bagi Joker manusia adalah binatang yang berjalan tegak yang nalurinya adalah saling membantai; homo homini lupus.
Joker yang seperti ini hanya bisa dilihat dalam film Dark Knight. Menurut saya, film ini adalah film Batman terbaik yang pernah dibuat. Mengapa? Karena film ini adalah film tentang pahlawan yang sekaligus mempertanyakan konsep kepahlawanan itu sendiri. Dalam film ini Batman diseret kepinggiran dan diposisikan sebagai villain bukan superhero, sama seperti Joker. Batman yang villain, yang dipotret dari sudut pandang yang lebih manusiawi.

Tidak ada komentar: